Minggu, 25 November 2012

Seminggu Terindah dalam Hidupku

Hujan merupakan tangisan dari langit, dan bersama dengan hujan, langit ingin kita ikut merasakan kesedihannya. Entah kenapa, aku selalu menangkap sesuatu yang romantis dari hujan. Seakan butiran-butiran air yang menyambar kaca mengajak kita untuk menari bersamanya. Seakan hujan yang menyambar di wiper mobil mencoba membuat kita merasakan kesedihannya. Dan ketika kita terjebak dalam hujan yang deras sampai tidak punya pilihan lain selain mencari tempat berteduh dan menunggu sampai matahari kembali dari persembunyiannya, aku selalu berpikir; mungkinkah ini pertanda dari alam? Bahwa tidak ada yang bisa melawan kekuatan-Nya, sehebat apapun persiapan kita?


Dan hujan juga lah yang selalu membawa kenanganku kembali kepada seorang wanita yang termasuk wanita yang paling kucintai dalam hidupku. Cerita ini bermula ketika dua anak manusia yang terjebak pada sebuah halte bus di Minggu sore yang awalnya cerah. Pertemuanku dengannya terjadi dengan seketika, secepat perpisahan kami.

Kamis, 11 Oktober 2012

Bagaimana Cara Mencinta?

Alkisah, ada seorang anak lelaki yang belum paham cara mencinta. Ia hanya bisa menuntut, merengek, dan protes ketika keinginannya untuk dicinta kembali tidak dipenuhi. Ketika perhatian yang ia curahkan tidak dibalas sesuai harapannya, rasa kesal yang memancar tidak dapat ia kendalikan. Sebenarnya dalam hati kecilnya, ia hanya menginginkan sosok ibu yang membelainya. Ia hanya ingin dicinta. Tapi ia tidak dapat menunjukannya dengan cara yang dinilai sesuai oleh orang-orang di sekitarnya. Tapi siapalah kita untuk mengatur bagaimana seorang mengungkapkan rasa cintanya?

Alkisah, ada seorang anak perempuan yang belum paham cara mencinta. Ia tidak tahu bagaimana caranya mengalihkan rasa yang kuat untuk selalu memperhatikan idaman hatinya. Maka itu, ia melampiaskannya dengan bersikap kasar, ketus, dan seolah-seolah tidak peduli. Padahal dalam hati kecilnya, ia hanya ingin untuk memberikan sedikit kasih sayang, agar sang pangeran bisa sedikit lega beban hidupnya dalam dunia yang keras ini. Hanya saja ia belum belajar bagaimana cara mencinta sebagaimana diharapkan orang-orang di sekitarnya. Tapi siapalah kita untuk mengatur bagaimana seorang mengungkapkan rasa cintanya?

Rabu, 03 Oktober 2012

Para Pencari Stress

Dear readers, embrace yourself! Ber suffix months are coming... (Bulan berakhiran -ber akan segera datang). Sudah berapa banyak dari kita yang menjadi korban dari hujan bulan Oktober yang bahkan baru berjalan belum seminggu? Hehehe... Saran penulis, siapkan sendal jepit di bagasi kendaraan/tas, vitamin c dan makan harus teratur. Mari jaga kesehatan!

Penulisan blog kali ini datang dari satu inspirasi gue saat berada di kamar mandi (lagi mandi, serius). Memang ga salah kalau banyak orang bilang, sumber inspirasi terbaik ya salah satunya adalah kamar mandi. Hal ini diakui oleh Nicole Kidman, Andy Murray, bahkan sampai Rian D'Masiv. Lalu pertanyaan berikut, apa sih yang kepikiran sama gue ketika byur byur nyiram air dari gayung? Stress. Tingkat stress penduduk Jakarta. Korelasi tingkat stress penduduk Jakarta dengan pertumbuhan ekonomi daerah. Nah itu bisa tuh jadi cadangan judul skripsi nanti...

Kamis, 27 September 2012

Sahabat yang Hilang

"Waktu ku kecil hidupku amatlah senang..."
Harusnya hampir semua remaja Indonesia, minimal yang sekarang sudah menginjak bangku kuliah, pernah mendengar potongan lagu Bunda Piara di atas. Berapa banyak dari kita yang langsung senyum-senyum sendiri atau minimal berhenti sejenak untuk mengenang masa lalu yang indah tersebut? Pasti ada, yakin.

Katanya, jadi anak-anak itu enak. Mau apa tinggal omong, begitu kata Tasya dulu. Ya memang ada benernya sih, karena anak-anak itu juga belum dipusingin oleh kejamnya realita hidup. Belum mengerti kerasnya hidup, intrik-intrik sesama kerabat, dan lain sebagainya. Mereka masih hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan mereka, tanpa perlu musingin bagaimana caranya. Dan sekali lagi, mereka cuma perlu ngomong doang...

Kamis, 20 September 2012

Masuk Kuping Kiri Keluar Kuping Kanan

Seneng banget bisa nulis blog lagi akhirnya! Setelah diiringi kesibukan sana-sini (yep ini cuma alasan), gue balik nulis lagi di sini. Seharusnya karena Jakarta baru dapet gubernur baru (selamat untuk pasangan Jokowi-Basuki!), gue nulis tentang Jakarta tercinta kita. Besok aja deh. Sekarang mau nulis yang dipicu galau dulu, karena karya terbaik seorang seniman emang dihasilkan pas dia lagi galau (seriusan).

Lagi kepikiran aja, pernah ga sih kita segitu care nya sama orang sampai pengen ngerubah dia? Itu bahkan jadi salah satu alasan buat wanita yang menganggap bad boy itu lebih menarik, karena "tantangan untuk merubah si bad boy menjadi baik". Berapa banyak yang berhasil? Yang patah hati terus ngegalau di socmed sih banyak....



Rabu, 25 April 2012

Kacamata Plus

Ada satu tes psikologi yang cukup terkenal dan gue yakin kebanyakan dari pembaca sudah pernah denger sebelumnya. Tes ini berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang suatu keadaan.



Hasil tes menyatakan apabila kita memandang gelas itu setengah kosong, maka kita cenderung pesimis dalam menanggapi suatu kondisi. Sebaliknya, dengan memandang gelas itu sudah setengah berisi, maka kita dikatakan memiliki pandangan yang lebih optimistis.

Jumat, 06 April 2012

Penghakiman

Beberapa waktu yang lalu, ada satu headline berita yang cukup menarik perhatian gue dan banyak orang. Isinya adalah tentang seorang lelaki yang bunuh diri, karena diputusin oleh pacarnya.

Stop di situ.

Gue yakin 100%, hampir semua dari kita (termasuk gue sendiri) saat pertama kali membaca tentang hal tersebut, akan langsung membodoh-bodohi si lelaki. Untuk apa sih, bunuh diri hanya karena satu wanita, terlebih wanita itu bukan ibumu? Apa tidak ada lagi wanita di dunia ini? Di saat banyak orang berjuang di ujung maut untuk sebuah tarikan nafas dan perpanjangan hidup, bisa-bisanya yang masih berdiri dengan bugar memilih untuk membuang hidupnya hanya karena depresi percintaan?


Senin, 02 Januari 2012

Rute Pilihan

Jakarta itu terkenal macet. Enough said. Semua yang tinggal di Jakarta hampir setiap hari akan mengeluh tentang kemacetan lalu lintas yang mereka hadapi, dan social media jaman sekarang sedikit membantu meluapkannya. Kalau ga percaya, coba follow orang-orang yang berdomisili di Jakarta di Twitter. Pasti sekali waktu kita akan membaca tweet tentang kronisnya kemacetan di Jakarta pada Timeline kita.