Kamis, 23 Juni 2011

Ignorance Is Bliss


UAS udah kelar! Tinggal nunggu nilai-nilainya dipost di web.. *harap-harap cemas*

Sekarang udah masuk masa liburan. Ini berarti gw bisa bangun siang, aktivitas yang sesuka gw, ngelindar-ngelindur males-malesan di pagi hari.. Anything! Bisa milih sarapan yang ga terbatas pada bakmie, nasi uduk, martabak, atau indomie, karena tukang makanan yang bukanya jam 8an udah bisa gw cobain. Libur cuy!

Ngomong-ngomong soal sarapan, beberapa saat yang lalu gw punya sebuah cerita soal sarapan gw. Waktu itu gw sarapan bakmie. Mie ayam. Belinya deket rumah gw, yang ini udah buka dari pagi. Tapi itu pun ngantri, saking bekennya. Dibandingin bakmie yang ada di daerah sini, yang udah pernah gw cobain semua, pastinya, emang doi yang paling enak. Ditambah harganya yang cuma lima ribu perak, jadilah gw mengantri!



Singkat cerita, gw berhasil memboyong sebungkus bakmie ini ke rumah (gambar di atas cuma ilustrasi agar pembaca mulai ngiler). Mulai makan lah gw. Mulai menghayati kenikmatan. Di tengah-tengah acara santapan, gw nemu sesuatu di bakmie gw. Sesuatu yang harusnya berasal dari potongan daging ayamnya. Gw juga ga tau pasti itu apaan, tau pun gw udah lupa *maunya apa sih.

Lalu apa yang terjadi? Betul, sodara-sodara. Kehilangan nafsu makan. Udah eneg malahan. Kalau gw ga menghargai makanan, udah gw buang semua itu bakmie. Akhirnya yang ada gw makan sambil hati-hati banget, sambil milih-milihin setiap potong daging ayam yang akan masuk ke mulut gw. Ga nikmat banget ya pastinya...

Seandainya, seandainya aja. Mata gw ga menangkap keanehan yang ada pada hidangan gw. Mungkin, gw akan memakan "sesuatu" itu tanpa sadar. Mungkin gw lagi sambil nonton TV, jadinya langsung lep aja. Mungkin emang kedengerannya menjijikkan, tapi kalau gw ga tahu, pasti selera makan gw ga bakal hilang dan gw ga bakal parno.

Sesuatu yang ga lu ketahui, emang ga bisa mempengaruhi lo. Liat aja orang-orang suku pedalaman sana. Mereka masa bodoh sama semua kekacauan yang terjadi di negeri ini. Ruyati kek, Malinda Dee kek, Gayus kek, PSSI kek, mereka cuek. Cuek, karena mereka emang ga tahu, jadi ga ikutan ambil pusing!

Bayangin lu punya seorang gebetan. Siang malem mimpiin dia. Lu mimpi suatu saat bisa jalan sambil gandeng tangannya. Nanti lu bisa pamer ke temen-temen lu, kalau lu udah dapet pasangan yang oke. Lo ngabisin momen-momen indah nan romantis berdua. Lalu lu dapet kabar, entah dari facebook atau dari temen lo, kalau dia baru jadian. NAH!! Apa ga patah hati? Apa ga hancur semua impian lo? Kadang lo malahan mikir, "mendingan gw ga tau apa-apa deh!" At least, dengan begitu lo bisa tetep bermimpi dengan indahnya.. :p



Pemikiran kayak gitu emang sering, sering banget muncul di kepala setiap orang. Yang ini menurut gw, cuma bentuk ketidak siapan kita menghadapi realita. Cepet atau lambat, hal yang buruk pasti bakal terjadi. Lu pastinya ga bisa mengharapkan hidup lu manis-manis doang kan ya?

Hal buruk yang terjadi, emang sebaiknya kita ketahui. Jadi bisa diambil hikmah, makna, dan pembelajarannya. Emang, kalau kita ga tahu mengenai hal-hal yang buruk itu, hidup kita bakal indah dan manis terus. Tapi apa lo mau selamanya tinggal di dunia mimpi??

What doesn't kill you, makes you stronger

P.S : Tau kan gambar yang gw pasang di atas itu gambar apa? Yep, Luke dan Leia dari Star Wars. Maksud dari gambarnya adalah, bayangkan kalau Luke dan Leia ga tau kalau mereka itu kakak dan adik. Mungkin... Ah, liat aja deh gambarnya :p

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Menarik. Dari blog yang Anda buat ini, saya bisa mengambil beberapa pesan moral yang cukup menarik.

(1) Penghargaan dan toleransi terhadap orang lain, dengan tidak membuang makanan secara sia-sia, meski hal tersebut terkesan sederhana.

(2) Dari kegagalan, apa yang kita ambil? Berlarut-larut dalam kegagalan tersebut, atau hikmah? Saya yakin kita punya jawaban yang sama. Contohnya dari pemikiran yang Anda sajikan mengenai relasi khusus (hubungan asmara).

(3) Alam memang selalu menuangkan keseimbangan. Begitu pula dengan hal yang positif dan negatif memang sudah satu paket. Nah, memang kita perlu mengetahui yang negatif, sekedar menghilangkan kekecewaan. Tapi prioritas tetap pada yang positif yang dapat menghilangkan keragu-raguan.

(4) Ya, terkadang jika kita terlalu pandai menggunakan logika kita yang mengacu pada hal yang negatif, kemungkinan besar hanya akan membuat kita takut untuk bertindak, alias mempersempit ruang gerak kita sendiri. (Mungkin poin ini yang paling tidak keluar konteks jika dibandingkan dengan tiga poin di atas)

Ya, Boy, teruskan menulis.

Brom mengatakan...

@dionisiusdenniswong terima kasih banyak atas komentarnya... Tapi apa anda ga berlebihan memujinya? Saya sendiri ga kepikiran mengenai pesan-pesan moral tersebut loh saat menulis :)

Kalau boleh tahu, dapat kesimpulan seperti itu dari artikel yang mana saja ya?

Anonim mengatakan...

Sama-sama. Sebenernya saya ga memuji loh. Komentar yang saya berikan juga terinspirasi dari tulisan Anda.

Sejujurnya, inspirasi-inspirasi yang saya pribadi tulis juga berkat banyak diskusi, entah dengan orang tua, teman dekat, kerabat dekat, dosen, dll. Bahkan dengan sharing bersama penulis blog. Itu saja.

Nanti kalo saya menemukan buku/artikel yang menurut saya bagus, bisa saya rekomendasikan pada Anda.

Brom mengatakan...

@DionisiusDennisWong ya terima kasih. Senang bisa jadi inspirasi :)

Boleh! Kalau bisa, saya sangat tertarik untuk tahu blog-blog lain yang isinya menarik dan inspiratif juga. Terima kasih banyak atas apresiasinya, dan tetap menulis ya! :D

Anonim mengatakan...

Sama-sama, Boy.

Anyway, seneng nonton? Menurut saya film-film ini inspiratif. Buried-Rodrigo Cortes, The Company Men-John Wells, Fighter-David O. Russell, Limitless-Neil Burger. Udah nonton?

Kalo salah satu blog inspiratif menurut saya: Oase Kegilaan.

Posting Komentar

Jadilah pembaca yang aktif, tinggalkan komentar dan mari berbagi pikiran!