Selasa, 17 Mei 2011

Semuanya Akan Kembali

Selamat Hari Waisak!

Oke sebelum gw mulai berceloteh tentang Buddhism, I have a little confession to make. Memang gw beragama Buddha, tapi pemahaman gw tentang agama gw sendiri ga terlalu dalam. Sekolah 6 tahun di sekolah Katolik dan 6 tahun lagi di sekolah Kristen, teori-teori yang masuk ke otak gw adalah teori teologia Kristen. Ditambah gw yang jarang (bukan ga pernah, tapi jarang!) pergi ke vihara, jadilah gw yang seperti sekarang...

Dari semua ajaran Buddha yang masuk ke otak gw (yang ga banyak-banyak amat itu...), ada satu konsep yang menurut gw sungguh brilian dan universal, dalam artian bisa diterima oleh banyak orang karena bersifat logis. Konsep itu adalah hukum karma.

Hukum karma menyebutkan kalau apapun yang kita perbuat, akan berakibat kembali kepada kita. As simple as that.

Apapun tindakan kita, baik atau buruk, buah tindakan itu akan kembali kepada kita di masa depan.
Ini juga dapat dipakai untuk menjelaskan, alasan sesuatu terjadi dalam hidup kita. Jelas, apapun yang ada di hidup kita sekarang adalah buah perbuatan kita di masa lampau. Dengan ini pula, orang diajarkan untuk ga menyalahkan Tuhan atas hal buruk yang terjadi dalam hidupnya, karena menurut hukum karma, apapun yang menimpa kita dalam hidup kita, baik ataupun buruk, adalah hasil dari perbuatan kita sendiri.







Orang yang bersedekah kepada yang kurang mampu, pantaskah untuk menerima rejeki lebih?

Orang yang mengambil harta milik orang lain dengan cara yang tidak baik, apakah pantas jika bisa hidup enak?

Orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, pantaskah untuk mendapatkan kesuksesan di usia muda?

Orang yang suka menyiksa makhluk hidup lain, pantaskah untuk berumur pendek?

Orang yang suka menjelekkan orang lain dengan mulutnya, pantaskah bila kemampuan bicaranya dihilangkan?

Orang yang menggunakan tangannya untuk memukul orang lain, apa yang pantas didapat tangannya?

Orang yang menggunakan tangannya untuk membantu orang lain, apa yang pantas didapat tangannya?

Sepertinya pertanyaan - pertanyaan di atas bisa dijawab dengan logika kita semua.

Bahkan dalam ajaran Kristen, Yesus pun pernah bersabda sesuatu yang bernada sama dengan hukum karma. "Apa yang engkau tabur, itulah yang akan kau tuai."

Jadi menurut gw percuma kalau orang setiap minggu ibadah dengan norak, tapi kelakuannya tetap saja menyusahkan. Lebih baik jadi atheis, tapi berguna bagi sekitarnya, daripada agamais tapi berkelakuan biadab.

Hidup memang adalah pilihan yang tak berujung dan akan terus ada. Pilihan tindakan, pilihan kata-kata, semua terserah pada kita yang menjalani hidup masing-masing. Hanya saja perlu diingat, apapun pilihan yang kita pilih, pada akhirnya semua akan kembali kepada kita.

1 komentar:

NATALIUS ABIDIN mengatakan...

So realy !! Apa yang kau tabur akan kau tuai kelak, makasih sobat !!

Posting Komentar

Jadilah pembaca yang aktif, tinggalkan komentar dan mari berbagi pikiran!