Kemaren itu gw sempet ngobrol mendalam sama 2 orang wanita temen gw. Sebuah sesi ngobrol yang ga disengaja, sebuah sesi yang sebenarnya diperuntukkan untuk belajar akuntansi. Tapi berhubung semua jadi males dan moodnya lagi pengen ngobrol aja, jadilah berubah haluan gitu. Sebuah obrolan yang lagi-lagi menghasilkan feedback bahwa gw harusnya jadi mahasiswa psikologi daripada akuntansi. Oh well...
Di sesi itu, gw mengatakan sesuatu yang berbunyi gini: "Kita ga curhat untuk dapat solusi dari orang lain. Kita curhat untuk dapat perhatian." Setuju ga?
Manusia itu makhluk yang dikasih keistimewaan dari Yang Maha Kuasa, akal budi. Sebuah hadiah yang membedakan kita dari makhluk ciptaan-Nya yang lain, yang seumur hidupnya cuma bisa mengandalkan insting. Akal budi ini punya fungsi agar kita bisa mengatasi semua masalah-masalah yang menghampar di hadapan hidup kita. Masalah yang lebih kompleks dari sekedar bertahan hidup, melanjutkan keturunan, ataupun memburu dan diburu.
Masalah itu apa sih? Menurut gw, masalah itu kondisi di mana keinginan kita ga sejalan sama kenyataan. Wew... Kalau gitu mah udah kita hadapin dari masih kecil! Saat ga dibeliin mainan, saat ketemu temen yang rese, itu masalah juga kan? Iya! Lalu kalau udah ketemu masalah, jelas udah harus ada solusinya. Berhasil atau ga, yang penting dicoba. Ngerengek saat minta mainan ke ortu, atau ngadu saat digangguin temen yang rese. We all have been through this...
Nah, kalau udah gede masalah udah pasti lain lagi. Masalah yang dihadapin makin kompleks. Masalah yang dihadapin makin menyita pikiran. Masalah yang dihadapin membuat kita butuh orang lain. Curhat, curahan hati kepada seseorang yang bisa percaya.
Banyak yang percaya, orang curhat itu karena butuh jawaban. SALAH! Manusia dengan akal budinya, sebenarnya pasti udah tahu jawaban dari masalahnya, bahkan sebelum mereka mulai curhat. Stop bentar dan coba renungin, bener ga omongan gw?
Terus, curhat buat apa dong? Manusia itu makhluk sosial yang rapuh, butuh orang lain. Butuh afirmasi/pengakuan, afeksi/kasih sayang, dan atensi/perhatian (maaf nih kalo salah kosakatanya). Kita curhat karena kita butuh dukungan. Kita curhat karena kita butuh perhatian. Kita curhat karena kita butuh tepukan di punggung, atau bahu untuk tempat bersandar. Kita curhat karena kita ingin memastikan, ada orang lain yang peduli untuk kita, apapun masalah kita. Bukan untuk jawaban!
Karena itu, sudah semestinya kita menjadi pendengar yang baik ketika orang curhat. Bukan malah nyerocos dengan solusi, atau balik menggurui. Sesuatu yang sebenarnya juga masih sangat sulit buat gw terapkan..
Dengan segala kerapuhan yang dimiliki sebuah pribadi, sudah sepantasnya kita paham dan sadar akan tempat kita berpijak...
2 komentar:
Oh gw juga merasa kalo kita curhat sebenernya kita cuma pengin didengerin, bukan nyari solusi. Tapi kalo ada orang lain curhat, rasanya susah ya buat nahan mulut biar ga komentar 'lu harusnya begini begitu bla bla' dan cukup bersimpati :P
@klaravirencia yep, padahal kita kalo curhat juga pengennya cuma dicomfort in aja. Susah yaa... ;p
Posting Komentar
Jadilah pembaca yang aktif, tinggalkan komentar dan mari berbagi pikiran!